Beranda | Artikel
Allah Mengangkat Derajat Orang Yang Rendah Hati
Rabu, 27 Oktober 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Allah Mengangkat Derajat Orang Yang Rendah Hati adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Furqan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 19 Rabi’ul Awal 1443 H / 25 Oktober 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Allah Mengangkat Derajat Orang Yang Rendah Hati

Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Ashabul Ukhdud adalah sebagai berikut:

4. Barangsiapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya

Pelajaran ini diambil dari sabda Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa anak muda itu mendatangi Rahib dan mengabarkan apa yang telah terjadi. Dimana anak muda itu dengan izin Allah membunuh binatang besar yang menghalangi manusia.

Kemudian Rahib berkata: “Wahai anakku, engkau hari ini sudah lebih mulia dariku. Sungguh engkau telah sampai kepada perkaramu dari apa yang aku lihat ini.”

Ini pelajaran yang sangat besar tentang masalah tawadhu’. Kami khususkan hal ini untuk ahlul ilmi, para Dai dan juga selain mereka.

Dari sini kita tahu tentang tawadhu’nya Si Rahib. Hakikatnya Rahib itu lebih utama dari anak muda tadi. Karena dia yang mengajarkan anak muda itu tauhid. Seandainya tidak bertemu dengan Rahib dan tidak diajarkan tauhid, mungkin anak muda ini sudah menjadi tukang sihir besar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

“Rendahkanlah dirimu kepada orang-orang beriman yang mengikuti engkau.” (QS. Asy-Syu’ara[26]: 215)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

“Dan sabarlah engkau bersama orang-orang yang menyeru Rabbnya dipagi hari dan disore hari yang hanya menginginkan wajah Allah semata. Jangan dua matamu berpaling dari mereka karena menginginkan perhiasan kehidupan dunia. Janganlah mengikuti orang yang kami telah lalaikan hatinya dari mengingat Kami, dan perkaranya dia melampaui batas.” (QS. Al-Kahfi[18]” 28)

Ini adalah perintah dari Allah untuk sabar dan tawadhu’ bersama orang-orang yang tidak mampu, kekurangan, kesusahan, kemiskinan namun mereka dalam ketaatan.

Manfaat tawadhu’

Adapun hasil dari tawadhu’, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam sabdanya:

إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah mewahyukan kepadaku, hendaknya kalian saling merendahkan hati sehingga tidak ada seseorang berbangga-bangga diatas yang lainnya, dan tidak ada seseorang menganiaya yang lainnya.” (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

“Harta tidak akan mungkin berkurang karena sedekah, tidaklah seorang memberikan maaf kepada orang lain melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala malah menambahkan kemuliaan pada orang tersebut, dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah melainkan pasti diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)

Dan tidak mungkin bisa Antum duduk di majelis ini melainkan karena tawadhu’. Kita sama-sama untuk belajar agama, karena siapakah Ana duduk di sini.

Ketawadhu’an Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Menit ke-13:22 Ada hadits shahih riwayat Bukhari Muslim, dari Anas bin Malik Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu,

 أَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَفْعَلُهُ

“Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu pernah suatu saat melewati anak-anak kemudian mengucapkan salam kepada mereka. Dan Anas berkata: ‘Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga dulu melakukannya.`” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengucapkan salam kepada anak-anak, ini merupakan ketawadhu’an dari Rasul kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dakwahnya menyentuh sampai anak-anak. Dan masih banyak lagi contoh ketawadhu’an Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

5. Balasan tergantung dari jenis amalan

Menit ke-30:33 Ini diambil dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala surah Al-Buruj ayat ke-10 tentang kisah Ashabul Ukhdud ini. Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ

“Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa sampai membunuh orang-orang yang beriman baik yang laki-laki dan yang wanitanya, kemudian mereka tidak bertaubat, bagi mereka adzab neraka jahannam dan adzab api yang membakar.” (QS. Al-Buruj[85]: 10)

Ini merupakan Sunatullah yang tidak mungkin berubah.

إن خَيْراً فَخَيْرٌ وَإنْ شَرّاً فَشَرٌّ

“Kebaikan dibalas kebaikan, keburukan dibalas keburukan.”

Orang yang baik akan dibalas dengan kebaikan, bahkan ditambah oleh Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ…

“Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, mereka mendapatkan kebaikan, dan ada tambahannya…” (QS. Yunus[10]: 26)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

“Tidak ada balasan kebaikan melainkan kebaikan.” (QS. Ar-Rahman[55]: 60)

Bagaiman pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50942-allah-mengangkat-derajat-orang-yang-rendah-hati/